Google Website Translator Gadget

Tampilkan postingan dengan label bakteriologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bakteriologi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 30 Januari 2013

Bahaya bakteri bagi manusia


Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat mengatakan, ratusan orang telah terkontaminasi dan bahkan meninggal dunia karena terserang tujuh kuman berbahaya ini. Dilansir Healthnewsdaily berikut jenis kuman berbahaya tersebut.
1. Escherichia coli atau E-coli
Ini merupakan salah satu bakteri yang hidup di usus manusia dan hewan seperti sapi, domba, dan kambing. Umumnya bakteri ini sering ditemukan dalam hidangan daging setengah matang dan susu, ataupun air. Efek kontaminasi bakteri ini bisa berlangsung selama 10 hari dengan serangan diare akut, sakit perut, serta muntah.
Untuk menghindari infeksi E-coli, Anda diwajibkan memasak daging hingga matang merata, mencuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi, dan menghindari susu yang tidak dipasteurisasi. Walau dianggap tak begitu berbahaya, E-coli dapat menyebabkan diare berdarah, gagal ginjal, bahkan kematian.
2. Campylobacter
Bakteri berbentuk spiral ini biasa tumbuh pada ayam dan sapi. Umumnya bakteri ini menginfeksi tanpa disertai tanda-tanda munculnya penyakit. Mereka yang terpapar bakteri ini dapat terkena diare (berdarah disertai mual dan muntah), kram, nyeri perut, serta demam dalam waktu dua sampai lima hari bahkan hingga satu minggu.
Tahun 2005 sekitar 47 persen bakteri Campylobacter ditemukan pada dada ayam mentah. Hingga saat ini, setiap tahun muncul 13 kasus orang terkena bakteri ini dan berakibat fatal jika terjadi pada anak-anak, karena daya tahan tubuh mereka yang lebih lemah. Cara paling mudah menangkal bakteri ini adalah dengan mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik hingga bersih.
3. Listeria monocytogenes
Listeria monocytogenes merupakan bakteri yang ditemukan pada tanah dan air, serta makanan mentah, bahkan makanan olahan. Patut diwaspadai bahwa kuman ini mampu tumbuh dan menyebar dalam suhu dingin kulkas. Gejala yang ditimbulkan jika terkena bakteri atau kuman ini seperti mengigil, sakit kepala, sakit perut disertai muntah.
4. Vibrio parahaemolyticus
Bakteri Vibrio parahaemolyticus hidup di air asin dan sering ditemukan pada makanan laut mentah. Jika Anda mengkonsumsi kerang mentah atau setengah matang, berpotensi terinfeksi bakteri ini dalam 24 jam. Kemudian akan timbul gejala seperti diare dengan kram perut, mual, dan muntah.
5. Toxoplasma
Menurut CDC, lebih dari 60 juta orang berpotensi membawa parasit Toxoplasma gondi. Gejala yang ditimbulkan mirip gejala flu seperti sakit kepala dan demam. Adanya parasit ini dapat menyebabkan masalah serius seperti kerusakan otak, organ lain, khususnya pada wanita hamil dengan imun yang lemah.
Umumnya parasit ini hidup pada air minum dan makanan daging mentah yang terkontaminasi parasit, serta pada kotoran kucing. Oleh karena itu untuk mencegah paparan ini, masaklah makanan pada suhu yang tepat, mencuci tangan usai menangani peliharaan Anda (khususnya kucing).
6. Salmonella
Sekelompok bakteri ini ditemukan pada unggas mentah, telur, dan daging sapi. Namun tak menutup kemungkinan, bakteri ini juga hadir pada buah dan sayur yang telah dicuci. Infeksi salmonellosis dapat menyebabkan gejala seperti diare, demam, kram perut, dan sakit kepala. Kondisi ini cenderung berlangsung antara empat hingga tujuh hari.
7. Norovirus
Norovirus merupakan virus yang memunculkan gastroentritis yang menyebabkan peradangan pada lambung dan usus. Umumnya virus ini disebut sebagai flu perut dan sering ditemukan pada makanan dan minuman yang terkontaminasi dari lingkungan dapur atau kamar mandi.
Gejala yang ditimbulkan mual, kram perut, muntah, diare, sakit kepala, demam, dan kelelahan. Untuk mencegah infeksi ini, cucilah tangan dengan sabun sebelum dan setelah melakukan aktifitas, dan jagalah kebersihan dapur dan kamar mandi Anda.






Kamis, 25 Agustus 2011

Methods for measurement of cell


Methods for measurement of cell mass

1.Direct physical measurement of dry weight, wet weight, or volume of cells after centrifugation
2.Direct chemical measurement of some chemical component of the cell such as total N, total protein, or total DNA content
3.Indirect measurement of chemical activity such as rate of O2 production or consumption, CO2 production or consumption, etc
4.Turbidity measurements employ a variety of instruments to determine the amount of light scattered by a suspension of cell. Particulate objects such as bacteria scatter light in proportion to their numbers. The turbidity of optical density of a suspension of cell is directly related to cell mass or cell number, after construction and calibration of a standard curve. The method is simple and nondestructive, but the sensivity is limited to about 107 cells per ml for most bacteria

Methods for measurement of cell numbers

1.Direct microscopic counts are possible using special slides known as counting chambers. Dead cell cannot be distinguished from living ones. Only dense suspensions can be counted (>107 cells per ml), but samples can be concentrated by centrifugation or filtration toincrease sensitivity
2.Electronic counting chambers counts numbers and measure size distribution of cells. For cells the size of bacteria the suspensing medium must be very clean. Such electronic devices are more often used to count eukaryotic cells such as blood cells
3.Indirect viable cell counts, also called plate counts, involve plating out (spreading) a sample of a culture on a nutrient agar surface. The sample or cell suspenction can be diluted in a nontoxic diluent (e.g water or saline) before plating. If plated on a suitable medium, each viable unit grows and forms a colony. Each colony that can be counted is called a colony forming unit (cfu) and the number of cfu’s is related to the viable number of bacteria in the sample.

Rabu, 24 Agustus 2011

Teori Sel


1.Robert Hooke
Penemu sel pertama kali pada sel gabus (Querous super), berupa sel mati berbentuk polygonal, terlihat sebagai petak-petak kecil.

2.Mathias Schleiden dan Theodor Schwann. Pelopor teori sel.
Menyatakan : Sel sebagai kesatuan structural. Maksudnya adalah makhluk hidup tersusun dari beberapa organ dan tiap organ tersusun atas jaringan, dan tiap jaringan tersusun oleh sel. Jadi sel merupakan kesatuan structural.

3.Robert Brown
Seorang berkebangsaan skotlandia penemu nucleus pada tanaman anggrek. Selanjutnya ternyata nucleus ini merupakan bagian penting dari sel hidup, karena ternyata juga ditemukan di sel-sel yang lainnya.

4.Felix Durjadin
Menyatakan bagian terpenting dalam sel itu adalah cairan di dalam selnya.

5.Johanes Purkinje
Ahli fisiologi Bohemia, mengemukakan tentang istilah protoplasma pada cairan bahan embrional dalam telur.

6.Max Schultze
Ahli anatomi menyatakan : sel sebagai kesatuan fungsional. Karena semua kegiatan hidup seperti metabolism, ekskresi, dan sintesis terjadi di dalam sel. Jadi yang paling berperan dari dalam tubuh adalah kegiatan sel.

7.Rudolf Virchow
Omne cellula ex cellula. Sel adalah kesatuan reproduksi, artinya setiap sel berasal dari sel, karena sel merupakan hasil reproduksi dari sel lagi. Maka kesatuan terkecil dalam reproduksi adalah sel.

8.Rene Dutrochet
Sel sebagai kesatuan pertumbuhan. Ia menyatakan bahwa suatu makhluk hidup dikatakan tumbuh apabila ada pertambahan volume tubuh. Penambahan volume tubuh tersebut disebabkan karena pertambahan volume sel dan pertambahan jumlah sel.

9.Edmund B Wilson
Sel sebagai kesatuan hereditas (penurunan sifat). Artinya sifat keturunan terdapat pada kromosom, dan kromosom terdapat di dalam inti sel. Inti sel pada sel kelamin adalah spermatozoa dan ovum.

alat dan teknis mikroskopis untuk penelitian sel


Peralatan-peralatan dan teknis mikroskopis yang dipakai dalam penelitian tentang sel

1.Mikrotom
Alat penyayat yang menghasilkan sayatan sangat tipis hingga ketebalan 5 mikron.

2.Fiksasi
Suatu cara mematikan sel, tetapi tidak merusak struktur sel.

3.Pewarnaan
Suatu teknik dengan menggunakan zat kimia tertentu dan atas dasar reaksi keasaman (pH), yang dapat membedakan dengan kontras bagian-bagian sel.

4.Mikroskop biasa cahaya
Ditemukan Leuwenhoek, dikembangkan oleh Hans dan Jansen (1690), dengan alat pemantulnya adalah lensa.

5.Mikroskop fase kontras
Diciptakan oleh Fritz Zernike (1935), kelebihannya terletak pada susunan alat optic yang lebih kompleks.

6.Mikroskop electron
Suatu alat yang dapat memebesarkan objek sampai kira-kira 100.000 kali. Alat pemantulnya adalah electron.
Contoh :
SEM (scanning electron microscope) menghasilkan gambar 3 dimensi
TEM (transmission electron microscope) menghasilkan gambar 2 dimensi
Pada perkembangan terakhir ini sedang dikembangkan mikroskop proton.

7.Sentrifugasi
Suatu alat pemusing (pemutar) berkecepatan tinggi yang digunakan untuk memisahkan bagian-bagian sel. Tiap bagian sel mempunyai berat jenis (BJ) tertentu, maka apabila diputar dengan system ini akan didapatkan bagian sel yang siap untuk diamati.

MIKROSKOP CAHAYA
-menggunakan cahaya sebagai sumber penyinaran, karena itu diperlukan lensa untuk memperbesar bayangan beda.
-untuk mengamati objek diperlukan preparat yang tembus cahaya, sehingga preparat harus diiris setipis mungkin dengan ketebalan tidak lebih dari 50 mkron. Medium yang umum digunakan adalah air yang diteteskan ke atas gelas benda.
-objek dapat diamati dalam keadaan hidup atau mati. Dapat diamati langsung melalui lensa okuler.
-bayangan yang diperoleh diperbesar hingga mencapai 100x, 400x, 1000x.

MIKROSKOP ELEKTRON
-menggunakan electron sebagai pengganti cahaya dan medan magnet sebagai pengganti lensa, bayangan yang dihasilkan di tampilkan di layar monitor.
-objek yang akan diamati harus sangat tipis dan berada di ruang hampa udara agar dapat ditembus electron.
-tidak dapat mengamati objek yang masih hidup, biasanya digunakan untuk mengamati organel-organel sel.
-tidak dapat dilakukan pengamatan langsung, tetapi harus dilakukan berkali-kali untuk bisa menyimpulkan hasil.
-bayangan yang dihasilkan bisa mencapai perbesaran sejuta kali.

Minggu, 12 Juni 2011

Peyebab Infeksi Saluran Kemih oleh bakteri

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40-60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %, sedangkan pada usia sama atau di atas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20 %. Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun wanita dari semua umur, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5-15%.

            Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri dalam urin. Bakteriuria yang disertai dengan gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria asimptomatis. Dikatakan bakteriuria positif pada pasien asimptomatis bila terdapat lebih dari 105 koloni bakteri dalam sampel urin midstream, sedangkan pada pasien simptomatis bisa terdapat jumlah koloni lebih rendah.
Di sini saya akan menjelaskan bagaimana prosedur pemeriksaannya….
Pemeriksaan Angka Kuman, dengan menggunakan metode pour plate
Ada 3 cara yaitu : dengan pipet ukur, dry glassky dan mata ohse diameter 9 mm
Tujuan dari pemeriksaan angka kuman adalah :
-        Untuk mengetahui jumlah bakteri per ml sampel
-        Untuk mengetahui kemungkinan adanya ISK (infeksi saluran kemih)

Alat dan bahan yang digunakan :
-        Media NA plat
-        Pipet ukur 1 ml steril
-        Sampel urin
-        Dry glassky
-        Pipet ukur 0,1 ml steril
-        Pembakar spirtus
-        Ohse bulat diameter 9 mm
-        Wadah penampung urin (steril)
-        Alcohol 70%
Cara Kerja :
A.    Cara Pipet
-        Masukkan sampel urin ke dalam gelas penampung urin (steril)
-        Pipet 1 ml urin dengan menggunakan pipet ukur 1 ml secara aseptis
-        Masukkan 1 ml urin tersebut ke dalam media NA plat secara aseptis, ratakan sampel urin dengan cara memiringkannya
-        Miringkan media NA plate selama 10 menit
-        Hisap sisa sampel urin dengan menggunakan pipet ukur, hingga yang tersisa pada media NA plate kira-kira 0,1 ml
-        Inkubasi media NA plate pada suhu 37o C selama 24 jam.

B.    Cara dry glaassky
-        Masukkan sampel urin ke dalam gelas penampung urin (steril)
-        Pipet 0,1 ml urin dengan menggunakan pipet ukur 0,1 ml secara aseptis
-        Sterilkan dry glassky dengan menggunakan alcohol 70 %
-        Masukkan sampel urin ke dalam media NA plate secara aseptis
-        Ratakan dengan menggunakan dry glassky steril secara aseptis
-        Inkubasi media NA plate pada suhu 37o C selama 24 jam

C.    Cara mata ohse diameter 9 mm
-        Masukkan sampel urin ke dalam gelas penampung urin steril
-        Sterilkan ohse
-        Ambil 1 ohse sampel urin, ratakan pada permukaan media NA plate secara aseptis
-        Inkubasi media NA plate pada suhu 37oC selama 24 jam
Perhitungan :
A.    Cara pipet
-        Hitung koloni yang tumbuh pada permukaan media
-        Perhitungan : jumlah koloni x 10 = …. Sel/ml sampel

B.    Cara dry glassky
-        Hitung koloni yang tumbuh pada permukaan media
-        Perhitungan : jumlah koloni x 100 =… sel /ml sampel

C.    Cara mata ohse diameter 9 mm
-        Hitung koloni yang tumbuh pada permukaan media
-        Perhitungan : jumlah koloni x 200 = …. Sel/ml sampel
Hasil dan Kesimpulan : dirahasiakan

Setelah mengetahui prosedurnya, maka kita sudah siap untuk melakukan pengujian….
Berikut adalah pembahasan dari uji angka kuman :
Sebagian besar ISK merupakan infeksi yang bersifat asenden/menjalar ke atas. Wanita terutama sangat rentan terhadap ISK, oleh karena saluran kencingnya lebih pendek daripada pria. Pada wanita, biasanya kuman-kuman penyebab ISK yang berasal dari anus berpindah ke kemaluan dan membentuk koloni. Yang kemudian masuk ke dalam kandung kemih melalui saluran kencing yang pendek dengan spontan maupun mekanik pada saat hubungan seksual. Pada pria, pasien penderita Pembesaran Prostat Jinak (PPJ) umumnya lebih beresiko terkena ISK karena adanya hambatan dalam pengeluaran air seni. Pada pasangan homoseksual juga beresiko terkena ISK yang dihubungkan dengan frekuensi anal seks (hubungan seksual melalui anus). Pada bayi baru lahir dan juga pada laki-laki usia muda terdapat bukti bahwa sirkumsisi (sunat) memperkecil angka kejadian ISK secara bermakna.
Penyebab terbanyak adalah Gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus yang kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari Gram-negatif ternyata E.Coli menduduki tempat teratas, yang kemudian diikuti oleh Proteus, Klebsiela, Enterobacter, dan Pseudomonas.

Jenis kokus Gram-positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan entercoccus dan Staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan batu saluran kemih, lelaki usia lanjut dengan hipertrofi prostat atau pada pasien yang menggunakan kateter. Bila ditemukan Staphylococcus aureus dalam urin harus dicurigai adanya infeksi hematogen melalui ginjal. Demikian juga Pseudomonas aeroginosa dapat menginfeksi saluran kemih melalui jalur hematogen dan pada kira-kira 25% pasien demam tifoid dapat diisolasi Salmonella pada urin. Bakteri lain yang dapat menyebabkan ISK melalui jalur hematogen ialah Brusella, Nokardia, Actinomyces dan Mycobacterium tuberculosae
Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah dan pemeriksaan urin. Pada pemeriksaan darah dicari apakah ada tanda-tanda infeksi. Pemeriksaan urin merupakan standar baku emas atas diagnosis ISK. Urin yang diperiksa ditanam di atas media biakan untuk kuman dan dilihat apakah ada kuman yang tumbuh.

Harus diperhatikan apabila kuman yang tumbuh terlalu bervariasi, dipikirkan kemungkinan adanya kontaminasi sewaktu pengambilan contoh urin. Di saat sekarang terkadang diperlukan pemeriksaan fungsi ginjal, pemeriksaan radiologi/x-ray dan pemeriksaan ultrasonografi ginjal untuk lebih memastikan diagnosis dan menentukan asal dari infeksi tersebut.
Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai berikut:
1.      Satu koloni dihitung 1 koloni
2.      Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni
3.      Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni
4.      Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni
5.      Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidak dihitung
6.      Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni.

Semoga informasi ini bermanfaat…..
Terima kasih atas kunjunagannya…


Senin, 16 Mei 2011

What is disinfectant?

Disinfectants are substances that are applied to non-living objects to destroy microorganisms that are living on the objects.Disinfection does not necessarily kill all microorganisms, especially nonresistant bacterial spores ; it is less effective than sterilisation , which is an extreme physical and/or chemical process that kills all types of life.Disinfectants are different from other antimicrobial agents such as antibiotics , which destroy microorganisms within the body, and antiseptics , which destroy microorganisms on living tissue Disinfectants are also different from biocides — the latter are intended to destroy all forms of life, not just microorganisms.
However, ideal disinfectants do not exist. Most disinfectants are also, by nature, potentially harmful (even toxic ) to humans or animals. Most modern household disinfectants contain Bitrex , an exceptionally bitter substance added to discourage ingestion, as a safety measure. Those that are used indoors should never be mixed with other cleaning products as chemical reactions can occur.
The choice of disinfectant to be used depends on the particular situation. Some disinfectants have a wide spectrum (kill many different types of microorganisms), while others kill a smaller range of disease-causing organisms but are preferred for other properties (they may be non-corrosive, non-toxic, or inexpensive).
In this experiment the sample used was handsanitizer with brand A and D.
The purpose of this experiment (disinfectant) is to investigate the influence of disinfectants on the growth of bacteria.
Tools and materials used include:
- Cotton stick sterile
- Samples of bacteria
- Media NA plate
- Filter paper
- Tweezers
- Disinfectants
- Incubator

How it works as follows:
- Enter a sterile cotton stick into the bacterial samples
- Perform smoothing on NA medium plate using a sterile cotton stick
- Incubation 15 minutes at 37 ° C incubator with
- Make 2 pieces of dots on the media plate NA
- Sterilize tweezers, grab the filter paper with tweezers and then wet the paper filter with a disinfectant A
- Put on the first point
- Do the same thing in disinfectant D, then place on the second point
- Incubation 37o C for 24 hours
- Read the results
Results obtained, the radical zone disinfectant A were higher than zone D radicals disinfectant, so bottom line, is more effective against bacterial samples A comparison disinfectant disinfectant D



Disinfectants work on disease-causing bacteria in a variety of ways,
depending on the type of organism, and the kind of disinfectant. Disinfectants differ from antiseptics in that disinfectants are not meant for using on skin. There are 7 major disinfecting chemicals, some of which have a broad spectrum, and some are more specific in the
organisms they target:
1) chlorine,
2) ethyl alchol,
3) glutaraldehyde,
4) iodophors and iodines,
5) isopropyl alcohol,
6) phenolics
7) quaternary ammonium compounds
Some bacteria have outer capsules or spores, which act as protective elements. Other bacteria have cell walls composed of thick lipid
layers. Because of these capsules, lipid layers and spores, not all
disinfectants are effective on all bacterial species. Each
disinfectant kills bacteria in its own way, so to speak. The
effectiveness of each disinfectant is based on the concentration of
the disinfectant solution, and the length of time it is left on the
item to be cleaned.


Other disinfectants kill by coagulating (clotting) the bacterial cell
enzymes, needed for cell function. Chlorine kills by oxidizing sulphydryl groups in bacterial enzymes.

Ethanol and alcohol work by denaturing the bacterial cell proteins,
but not highly recommended because they evaporate quickly. Iodine is Yodium
effective on bacteria like the tuberculosis bacteria and bacteria with
like bacillus subtilus.

Phenol is a corrosive disinfectant, inactivating cell enzymes, and
causing the bacterial cell wall to rupture and leak. Phenol is very bacteriostatic (prevents future bacterial growth)

Senin, 09 Mei 2011

uji hidrolisis pati bakteri pada media pati agar

Pati adalah polisakarida yang muncul sebagai polimer bercabang dari glukosa gula sederhana. Ini berarti pati yang benar-benar serangkaian molekul glukosa tersambung bersama untuk membentuk rantai panjang.
Beberapa bakteri mampu menggunakan pati sebagai sumber karbohidrat namun untuk melakukan ini, mereka harus terlebih dahulu menghidrolisis atau memecah pati sehingga dapat masuk ke dalam sel. Bakteri mengeluarkan sebuah exoenzyme yang menghidrolisis pati dengan memecah ikatan antara molekul-molekul glukosa.Enzim ini disebut sebuah diastase.
Glukosa kemudian dapat masuk bakteri dan digunakan untuk metabolisme
Lalu bagaimana cara mengetahui apakah bakteri menghidrolisis pati?
Mari kita pelajari bersma..
Sampel yang digunakan : Bacillus sp
I. Tujuan uji hidrolisis pati :
- Untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam menghidrolisis pati atau tidak
- Untuk mengetahui apakah bakteri menghasilkan enzim amylase atau tidak
II. Prinsip : (-)
III. Alat dan Bahan :
- Sampel bakteri
- Media pati agar
- Ohse bulat
- Incubator
- Larutan iodium 1 %
IV. Cara kerja :
Hari pertama
- Siapkan media pati agar, buat titik di tengah media (bagian luar) dengan spidol
- Sterilkan ohse , ambil 1 ohse biakan bakteri
- Inokulasikan sampel bakteri pada titik tersebut (spot inokulasi) dengan menggunakan ohse bulat
- Inkubasi 370C selama 24 jam
Hari kedua
- Teteskan 1-3 tetes larutan iodium 1% pada koloni bakteri yang telah diinokulasi pada media pati agar
- Interpretasi hasil :
(+) terbentuk zona jernih/daerah yang tidak berwarna biru
(-) tidak terbentuk zona jernih

V. Hasil :
(+) terbentuk zona jernih/daerah yang tidak berwarna biru

VI. Kesimpulan :
Bakteri dalam sampel menghidrolisis pati dan menghasilkan enzim amylase

VII. Pembahasan :
- tes ini digunakan untuk mengidentifikasi bakteri yang dapat menghidrolisis pati (amilosa dan amilopektin) dengan menggunakan enzim amilase-dan oligo-1 ,6-glukosidase.
- Sering digunakan untuk membedakan spesies dari genus Clostridium dan Bacillus. l. Karena ukuran besar molekul amilosa dan amilopektin, organisme ini tidak dapat melewati dinding sel bakteri.
- untuk menggunakan pati sebagai sumber karbon, bakteri harus mengeluarkan amilase-dan oligo-1 ,6-glukosidase ke ruang ekstraseluler. Enzim ini memecah molekul pati menjadi glukosa subunit yang lebih kecil yang kemudian dapat masuk langsung ke jalur glikolisis.
- untuk menginterpretasikan hasil uji hidrolisis pati, yodium harus ditambahkan ke dalam pati agar, yodium bereaksi dengan pati membentuk warna coklat tua.
- hidrolisis pati akan menciptakan zona bening disekitar pertumbuhan bakteri.(Bacillus.Subtilis) positif untuk hidrolisis pati.
- Amilase adalah enzim yang menghidrolisis pati, polimer glukosa, menjadi monomer yang kemudian dapat diangkut ke dalam sel. Dalam beberapa kasus, bakteri bisa memproduksi atau menyimpan pati, dalam hal ini bakteri akan berwarna gelap.
- Sifat-sifat pati agar-agar terkait dengan isinya seperti ekstrak daging sapi ,pati terlarut dan agar-agar
- Beef ekstrak menyediakan nitrogen, vitamin, karbon dan asam amino, sedangkan agar-agar adalah agen solidifying.
- Ini adalah media diferensial digunakan untuk menentukan apakah suatu bakteri dapat menggunakan pati sebagai sumber karbon dan sumber energi.
Terima kasih sudah membaca artikel saya…
Silakan mengirimkan kritik dan saran anda, agar saya dapat menulis artikel yang lebih baik lagi..
Semoga apa yang saya tulis ini bermanfaat bagi Anda…

uji hidrolisis gelatin oleh bakteri

Gelatin adalah suatu zat yng meleleh pada atau di atas 28oC, sehingga harus dibudidayakan di suhu 25oC (suhu kamar)
Hidrolisis gelatin terjadi karena bakteri menghasilkan gelatinase untuk menghidrolisis polimer protein, gelatin, untuk asam amino.
Setelah melakukan percobaan maka kita akan mengetahui bakteri apa saja yang bisa menghidrolisis gelatin, mari kita pelajari bersama…
Sampel bakteri yang digunakan untuk uji hidrolisis gelatin adalah Bacillus sp
I. Tujuan uji hidrolisis gelatin : untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam menghidrolisis gelatin atau tidak
II. Prinsip : -
III. Alat dan bahan :
- Sampel bakteri
- Media gelatin
- Ohse lurus
- Es batu
- Incubator
IV. Cara kerja :
Hari pertama
- Siapkan media gelatin
- Sterilkan ohse
- Inokulasikan sampel bakteri secara tusukan dengan menggunakan ohse bulat secara aseptis
- Inkubasi 37oC selama 24 jam
Hari kedua
- Masukkan media gelatin ke dalam es batu
- Amati adanya hidrolisis gelatin
(+) media cair tetap cair
(-) media cair menjadi padat
V. Hasil : (+) media cair tetap cair
VI. Kesimpulan : dlam sampel bakteri menghidrolisis gelatin
VII. Pembahasan :
- Hidrolisis gelatin : protein yang diproduksi oleh hidrolisis parsial dari kolagen diekstrak dari tulang, jaringan ikat, organ dan beberapa usus hewan peliharaan seperti sapi, babi, dan kuda. (Wikipedia)
- Kolagen memiliki komposisi asam amino yang tidak biasa yang membuatnya tahan terhadap protease dan dengan demikian organisme dapat mengeluarkan protease yang menghidrolisis kasein( tidak menunjukkan aktivitas gelatinase.)
- Media gelatin digunakan untuk menguji apakah bakteri dapat mencerna protein gelatin. Untuk mencerna gelatin, bakteri memerlukan enzim gelatinase. Untuk menyuntik media ini, gunakan jarum transfer untuk menusuk gelatin.
- Tabung harus benar-benar dingin sebelum pengamatan.Jika media padat setelah pendinginan berarti bakteri tidak mencerna gelatin. Jika media cair bahkan setelah pendinginan, maka hasil tes positif berarti bakteri mampu mencerna gelatin.
- Gelatin protein merupakan polimer besar asam amino yang terlalu besar untuk masuk ke dalam membrane sel. Dalam rangka memanfaatkan gelatin, exoenzim proteolitik bakteri mensekresi gelatinase dan peptidase untuk mencerna gelatin luar sel.
- Beberapa spesies bakteri yang mengeluarkan gelatinase : Staphylococcus aureus, beberapa spesies Clostridium, Propinobacterium acnes, beberapa anggota Enterobacteriaceae, beberapa Pseudomonadaceae dan anggota Bacillus , Serratia , Proteus.
Terima kasih sudah membaca artikel saya, maaf jika masi banyak kesalahan,…
Kritik dan saran Anda sangat membantu saya untuk lebih baik lagi dalam menulis…

Kamis, 05 Mei 2011

Mikrobiologi (bakteri)

Mikrobiologi : suatu ilmu yang mempelajari makluk hidup yang sangat kecil (diameter kurang dari 0,1 mm) yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang tanpa bantuan alat khusus. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros=kecil, bios=hidup dan logos=ilmu. Mikrobiologi Meliputi : Bakteriologi, Immunologi, virologi, mikologi, dan parasitologi.
Sejarah Mikrobiologi
Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisma muncul kurang lebih 4 juta tahun yang lalu dari senyawa organik kompleks di lautan, atau mungkin dari gumpalan awan yang sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup pertama di bumi, mikroorganisma diduga merupakan nenek moyang dari semua makhluk hidup.
Asal usul Mikrobiologi
        Penemu : ANTHONI VAN LEEUWENHOEK.
Antony van Leeuwenhoek (1632 – 1723) sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya adalah sebagai ‘wine tester’ di kota Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya ia bukan orang pertama dalam penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi.
Salah satu tulisannya yang pertama pada tanggal 7 September 1674 ia menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil yang sekarang dikenal dengan protozoa.
Antara tahun 1963-1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk batang, coccus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Penemuan-penemuan tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil yang akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi.
Ukuran sel
        1milimeter      = 1.000 mikron.                      à BAKTERI
                              = 1.000.000 nanometer.          à VIRUS
                              = 10.000.000. angstrom.         à ORGANEL SEL
Ada 2 jenis aliran yaitu :
-        Aliran Abiogenesis (Generatio spontanea).
Mikroba terjadi secara spontan dari bahan-bahan tak hidup dalam suatu cairan bahan organik.

-        Aliran Biogenesis.
Mikroba terjadi dari benih yang selalu ada diudara dan jika benih itu masuk ke dalam cairan bahan organik yang cocok untuk pertumbuhannya, maka akan tumbuh suatu mikroba.
       Franscesco Redi (1926-1697) menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam daging busuk adalah larva yang berasal dari telur lalat, bukan hasil dari generatio spontanea.
       Pada tahun 1745 John Needham (1713-1781) memasak sepotong daging untuk menghilangkan organisma yang ada dan menempatkannya dalam toples yang terbuka. Akhirnya ia mengamati adanya koloni pada permukaan daging tersebut. Ia menyimpulkan bahwa mikroorganisma terjadi spontan dari daging.
       Lazzarro Spallanzani (1729 – 1799) merebus kaldu daging selama 1jam dan menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat menunjukkan tidak ditemukannya mikroorganisma dalam kaldu tersebut. Jadi ekperimen ini menentang teori abiogenesis.
       Tetapi Neddham mengatakan bahwa sumber makhluk hidup tadi adalah udara dimana pada percobaan Spalanzani tersebut tidak berinteraksi langsung dengan udara. Hampir 100 tahun setelah percobaan Needham ada 2 peneliti yang mencoba memecahkan kontroversi tentang peran udara.

        Franz Schulze (1836) melewatkan larutan asam kuat ke dalam tabung tertutup yang berisi daging yang telah dimasak
        Theodor Schwann (1837) mengalirkan udara melalui pipa yang dipanasi ke dalam tabung tertutup yang bersisi kaldu.
Keduanya tidak menemukan adanya mikroba sebab mikroba telah mati oleh adanya asam kuat maupun oleh panas.
        Para pendukung teori generatio spontanea berpendapat bahwa adanya asam dan panas akan mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroba.
        Tahun 1854 peneliti menyelesaikan perdebatan tersebut dengan melakukan percobaan menggunakan tabung tertutup berisi kaldu yang telah dipanaskan. Ke dalam tabung tersebut dimasukkan pipa yang pada sebagiannya diisi dengan kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka. Dengan demikian mikroba akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya mikroba dalam kaldu daging tersebut membuktikan bahwa teori generatio spontanea adalah salah.
        Tahun 1860 LOUIS PASTEUR dalam percobaannya membuktikan bahwa abiogenesis tidak mungkin.
        Pasteur menemukan :
1.     Udara mengandung mikroba yang pembagiaanya tidak merata.
2.     Dengan labu pasteur membuktikan bahwa cairan organik walaupun berhubungan dengan udara, tidak akan menjadi busuk asal cairan tersebut tidak mengandung mikroba (steril).
3.     Menemukan sistem sterilisasi : dengan Pasteurisasi dan Autoklaf.
Teori fermentasi
        Tahun 1850 an pasteur memecahkan masalah  di industri anggur. Dia meneliti anggur yang baik dan anggur  yang kurang bagus. Pasteur menemukan mikroorganisma yang berbeda. Dia menyimpulkan bahwa pemilihan mikroorganisma yang sesuai akan menghasilkan produk yang bagus.
        Dia memusnahkan mikroba yang telah ada dalam sari buah anggur dengan memanaskannya. Setelah dingin ke dalam sari buah tersebut diinokulasi dengan anggur yang berkualitas baik yang mengandung mikroorganisma yang diinginkan. Hasilnya menunjukkan bahwa anggur yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan tidak mengalami perubahan aroma selama disimpan jika sebelumnya dipanasi dulu selama beberapa menit pada 50 – 60 ºC. Proses ini dikenal dengan pasteurisasi yang digunakan secara luas di bidang industri makanan.
Penyakit akibat miroorganisme
        Girolamo Fracastolo (1483 – 1553) menyatakan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh mikroorganisma yang terlalu kecil untuk dapat dilihat yang ditularkan dari 1 orang ke orang lain.
        Anton von Plenciz (1705-1786) mengatakan bahwa tidah hanya makhluk hidup yang merupakan penyebab penyakit tetapi juga agen yang lain merupakan penyebab penyakit yang berbeda. Pada saat yang bersamaan konsep tentang makhluk hidup atau bentuk lain yang menghisap nutrien mulai diterima.
         Robert Koch (1843 – 1910) membuktikan bahwa bakteri penyebab anthrax dapat dimurnikan dengan cara memisahkan bakteri tersebut dari bakteri lain yang ada kemudian menginjeksikannya ke dalam tikus yang sehat. Tikus selanjutnya menunjukkan perkembangan menuju anthrax dan bakteri yang diisolasi dari tikus menunjukkan kesamaan bakteri yang berasal dari domba yang sakit sebelumnya. Pada 1876, setelah meneliti selama 6 tahun Koch mengumumkan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab anthrax.
Teknik biakan murni
        Richard J.Petri (1852 – 1921) membuat piringan kaca bertutup untuk menempatkan media agar, alat tersebut selanjutnya disebut Petri dish yang masih digunakan sampai sekarang
        Koch dan anggotanya Tahun 1892, dengan menggunakan teknik biakan murni, menemukan agen-agen penyebab typus, dipteri, tetanus, pneumonia dan lain sebagainya. Koch mengenalkan penggunaan binatang model untuk penyakit manusia dengan cara menginjeksikan bakteri ke dalam menit, kelinci, babi atau domba. Ia bahkan menempelkan kamera pada mikroskopnya untuk mengambil gambar dan menggunakannya sebagai bukti untuk menghilangkan keraguan.
Postulat kouch
1.     Kuman harus selalu dapat ditemukan di dalam tubuh binatang binatang yang sakit, tetapi tidak dalam binatang yang sehat.
2.     Kuman tersebut harus dapat diasingkan dan dibiakkan dalam bentuk biakan murni di luar tubuh binatang tadi.
3.     Biakan murni kuman tersebut harus mampu menimbulkan penyakit yang sama pada binatang percobaan.
4.     Kuman tersebut dapat diasingkan kembali dari binatang percobaan tadi.

Postulat koch membuka dunia mikrobiologi kedokteran
Penemuan Antibiotik
Penemuan Vaksin
Penemuan Bakteri jenis Baru
Rekayasa genetika
Biologi Molekuler
Bioteknologi
Kultur jaringan
Dan lain-lain


 
Copyright 2011 Life, Healthy n Love. Powered by Blogger
Blogger by Blogger Templates WP by Wpthemescreator