Penyakit Alzheimer adalah suatu kondisi di mana sel-sel saraf di otak mati, sehingga sinyal-sinyal otak sulit ditransmisikan dengan baik. Perlu diketahui bahwa penyakit Alzheimer bukanlah penyakit menular.
          Resiko seseorang mengidap Alzheimer, meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Bermula pada usia 65 tahun, seseorang mempunyai risiko 5% mengidap penyakit ini dan akan meningkat 2x lipat setiap 5 tahun, kata seorang dokter.
          Nama penyakit Alzheimer berasal dari nama Dr. Alois Alzheimer, dokter berkebangsaan Jerman yang pertama kali menemukan penyakit ini pada tahun 1906. Dr. Alzheimer memperhatikan adanya perubahan jaringan otak pada wanita yang meninggal akibat gangguan mental yang belum pernah ditemui sebelumnya.
          Hasil pengamatan dari bedah, Alzheimer mendapati saraf otak tersebut bukan saja mengerut, bahkan dipenuhi dengan sedimen protein yang disebut plak amiloid dan serat yang berbelit-belit neuro fibrillary
          Gejala-gejala Demensia Alzheimer sendiri meliputi gejala yang ringan sampai berat. Sepuluh tanda-tanda adanya Demensia Alzheimer adalah :
- Gangguan      memori yang memengaruhi keterampilan pekerjaan, seperti; lupa meletakkan      kunci mobil, mengambil baki uang, lupa nomor telepon atau kardus obat yang      biasa dimakan, lupa mencampurkan gula dalam minuman, garam dalam masakan atau cara-cara      mengaduk air,
- Kesulitan      melakukan tugas yang biasa dilakukan, seperti; tidak mampu melakukan perkara      asas seperti mengurus diri sendiri.
- Kesulitan      bicara      dan berbahasa
- Disorientasi      waktu, tempat dan orang, seperti; keliru dengan keadaan sekitar rumah,      tidak tahu membeli barang ke kedai, tidak mengenali rekan-rekan atau      anggota keluarga terdekat.
- Kesulitan      mengambil keputusan yang tepat
- Kesulitan      berpikir abstrak, seperti; orang      yang sakit juga mendengar suara atau bisikan halus dan melihat bayangan      menakutkan.
- Salah      meletakkan barang
- Perubahan      mood      dan perilaku,      seperti; menjadi agresif, cepat marah dan kehilangan minat untuk      berinteraksi atau hobi yang pernah diminatinya.
- Perubahan      kepribadian, seperti; seperti menjerit, terpekik dan mengikut perawat ke      mana saja walaupun ke WC.
- Hilangnya      minat dan inisiatif      [6]
          Orang yang sakit juga kadangkala akan berjalan ke sana sini tanpa sebab dan pola tidur mereka juga berubah. Orang yang sakit akan lebih banyak tidur pada waktu siang dan terbangun pada waktu malam.
          Secara umum, orang sakit yang didiagnosis mengidap penyakit ini meninggal dunia akibat radang paru-paru atau pneumonia. Ini disebabkan, pada waktu itu orang yang sakit tidak dapat melakukan sembarang aktivitas lain.
          Simtoma Alzheimer ditandai dengan perubahan-perubahan yang bersifat degeneratif pada sejumlah sistem neurotransmiter, termasuk perubahan fungsi pada sistem neural monoaminergik yang melepaskan asam glutamat, noradrenalin, serotonin dan serangkaian sistem yang dikendalikan oleh neurotransmiter. Perubahan degeneratif juga terjadi pada beberapa area otak seperti lobus temporal dan lobus parietal, dan beberapa bagian di dalam korteks frontal dan girus singulat, menyusul dengan hilangnya sel saraf dan sinapsis.
          Penumpukan plak ditengarai karena induksi apolipoprotein-E yang bertindak sebagai protein kaperon,defiensi vitamin B1 yang mengendalikan metabolisme glukosa serebral seperti O-GlkNAsilasi, dan kurangnya enzim yang terbentuk dari senyawa tiamina seperti kompleks ketoglutarat dehidrogenase-alfa, kompleks piruvat dehidrogenase, transketolase,] O-GlcNAc transferase, protein fosfatase 2A, dan beta-N-asetilglukosaminidase Hal ini berakibat pada peningkatan tekanan zalir serebrospinal, menurunnya rasio hormon CRH, dan terpicunya simtoma hipoglisemia di dalam otak walaupun tubuh mengalami hiperglisemia.
          Selain disfungsi enzim presenilin-1 yang memicu simtoma ataksia, masih terdapat enzim Cdk5 dan GSK3beta yang menyebabkan hiperfosforilasi protein tau, hingga terbentuk tumpukan PHF. Hiperfosforilasi juga menjadi penghalang terbentuknya ligasi antara protein S100beta dan tau, dan menyebabkan distrofi neurita, meskipun kelainan metabolisme seng juga dapat menghalangi ligasi ini.
          Karena penyebab pasti penyakit Alzheimer belum diketahui, maka tidak ada yang dapat dilakukan untuk pencegahan. Namun ada beberapa hal yang diyakini bisa mengurangi resiko terserang penyakit Alzheimer seperti pola makan sehat, berolahraga, berhenti merokok, dan tidak minum alkohol.
 
 



0 komentar:
Posting Komentar